Sarolangun, Indopublik-news.com,
Dari isu dan informasi yang dapat percaya. Diduga Kepala Sekolah SD 34 Satu Atap Desa Lubuk Bedorong Kec. Limun Kabupaten Sarolangun menampar anak muridnya yang masih duduk di bangku kelas VI SD.
Oleh Nara sumber yang tidak mau di sebutkan namanya mengatakan, ” Kepala sekolah SD 34 Satu atap Lubuk Bedorong inisial M.A. menampar muridnya inisial M.I. karena ribut sama temannya.” Kata Nara sumber.
Sangat disayangkan atas perlakuan oleh oknum Kepsek ini seharusnya seorang tenaga pendidik justru membimbing, mengayomi dan mendidik anak didiknya bukan menampar.
Sebab secara umum pengertian guru adalah merujuk sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Disamping itu guru atau pendidik adalah digugu dan ditiru bukan hanya oleh anak didiknya terapi juga sebagai contoh ditengah- tengah masyarakat.
Berdasarkan Informasi yang di himpun media ini sehingga mendatangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun baru-baru ini untuk di konfirmasi atas kebenaran dan kejadian yang sebenarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun Helmi SH. MH diruang kerjanya mengatakan, “iya memang kejadian itu ada dan bahkan saya sudah turun kelapangan di sungai dingin.” Katanya.8/12/21.
“Jadi sudah dapat keterangan kemaren, saat ini pihak keluarga korban dan pihak sekolah sedang melaksanakan perundingan akhir malam tadi karena saya tidak bisa tau hasil karena dari lubuk Bedorong itu tidak ada sinyal. Keputusan kemaren dia nanti ke Limun. Orang Korwilnya yang menyampaikan yaitu ibu Farida. Ujar Helmi.
Lanjutnya,” Jadi intinya Kepala Sekolah ini beritikad baik untuk menyelesaikan persoalan itu, karena persoalan itu sebenarnya kalau menurut Saya pengendalian emosi ini guru ini kan harus sabar. Jadi dia membela.” Katanya.
Masih Kadis, ” Terjadinya perkelahian itu antara laki-laki dan perempuan itu awalnya. Gurunya melerai (memisahkan-red). Gak sanggup guru tadi, keluarlah kepala sekolahnya melihat kejadian itu yang laki-laki tadi melawan dikeluarkan kata-kata kotor. Itu saya bilang itu ujian, kenapa bapak tidak menahan emosi. Sempatlah pak saya tabok mulutnya karena dia ngomong kotor sama saya dan guru tadi itu.” Tutur Kadis.
“Kita berharap kepada Kepala Sekolah dan guru maupun staf karyawan di satuan pendidikan ini pertama tindak kekerasan terhadap anak dan segala macamnya, hati-hati dalam menyikapinya terutama dengan emosi artinya satuan guru, kepala sekolah, satuan pendidikan karyawan staf, harus mengedepankan sifat kesabaran.
Kedua terkait hal-hal yang menyangkut dengan tindak kekerasan perkelahian antara siswa tolong secepatnya di selesaikan dan kordinasi dengan orang tua murid untuk membungkus penyelesaian itu secara bijak.” Tutup Kadis. (bas).