Sarolangun, Indopublik-News.Com,
Terhitung belum lama dikerjakan, pembangunan Bendung Batang Asai yang berada di Desa Kampung Tujuh (7) Kecamatan Cermin Nan Gedang (CNG) Kabupaten Sarolangun dengan menelan anggaran dana Rp 400 Miliar dari sumber dana APBN yang telah digelontorkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR dan di kelola BWS Sumatera VI.
Konon katanya dana tersebut di gelontorkan untuk pembangunan Daerah lrigasi (DI). Dengan tujuan, untuk meningkatkan kwalitas irigasi padi eksisting (peningkatan index penanaman). Agar dapat meningkatkan produksi padi di wilayah tersebut. Sehingga diharapkan menjadi lumbung padi, Khususnya Kabupaten Sarolangun umumnya Provinsi Jambi.
Sayangnya, dalam pembangunan Daerah irigasi Batang Asai yang lebih dikenal dengan Bendung Batang Asai ini disebagian saluran irigasi yang dibangun sudah roboh. Padahal anggaran yang dikucurkan cukup fantastis, ini dinilai sepertinya ada kejanggalan. Bahkan diduga tak sesuai dengan RAB (rencana anggaran biaya). Saluran irigasi yang roboh tersebut terletak di Desa Lubuk Resam Kecamatan CNG.
Perihal tersebut diperoleh media ini dari salah seorang warga masyarakat Kecamatan CNG inisial I, K, melalui via ponsel miliknya.
” Bang, saluran irigasi Bendung Batang Asai itu ada yang roboh, kebetulan pas saya lewat dari jalan itu mau ke Sarolangun.” Kata dia seraya mengirimkan bukti Poto irigasi tersebut. Kamis, 2/3/2023.
Dari awal pembangunan Daerah irigasi (DI) atau Bendung Batang Asai ini pun, sudah menjadi sorotan media ini. Bahkan sudah tiga kali di beritakan untuk di suguhkan kepada publik. Karena anggaran yang dikucurkan Rp 400 Miliar, bukanlah angka yang sedikit.
Pasalnya, semenjak penelusuran media ini tepatnya pada Sabtu 11/6/2022 terdapat beberapa hal kejanggalan yang ditemukan dalam pelaksanaan proyek pembangunan Irigasi Bendu Batang Asai ini.
Diantaranya, dalam pelaksanaan pembangunan Irigasi Batang Asai ini pada tahap paket lll seperti di Desa Penegah, Desa Pulau Aro, Desa Pasar Pelawan dan Desa Panti. Dalam tahapan pelaksanaannya mempunyai masalah terhadap warga terdapat masyarakat yang masalah tersebut terkait dengan tebusan harga satuan tanah (dana konsinyasi).
Kemudian untuk di Desa Panti Kecamatan Sarolangun sebagaimana diperoleh dari penelusuran Investigasi media ini bahwa di satu tumpuan (titik finis), di temukan pembangunan saluran irigasi ini yang sama sekali tidak ditemukan satu petak sawah. Padahal pembangunan Daerah irigasi ini di peruntukkan untuk mengairi ladang persawahan. Bukan asal dibangun.
Selain itu, juga ditemukan saluran irigasi ini tidak sama lebarnya. Apakah itu sudah sesuai dengan Spesifikasi bangunan Irigasi ini, bisa diartikan sebagai komponen-komponen penting dalam suatu bangunan sampai akhirnya membentuk suatu kesatuan yang kokoh.
Kenyataan yang di temukan di lapangan berdasarkan investasi dan dapat dibuktikan yang ada adalah Kebun Sawit dan tanah kosong jadi bukan ladang persawahan.
Pertanyaannya, apakah demikian pembangunan yang diharapkan masyarakat maupun pemerintah ?.
Dikutip pada pemberitaan sebelumnya terkait perihal ini. Media ini sempat meminta keterangan dari salah seorang pekerja yang mengaku namanya Rian sebagai Asisten. Ia mengatakan bahwa pekerjaan pembangunan Irigasi ini telah sampai batas yang di kerjakan.
“Ini sudah selesai pak sudah batas akhir yang dikerjakan, tinggal lagi memasang pintu pintu irigasi, ada sekitar empat buah.” Katanya. Sabtu 11/6/22. Dilokasi titik akhir (finis).
Ditanya, dimana sawah yang akan (diairi) disalurkan air?.
Ia mengatakan tidak tau dan mengakui hanya sebagai pelaksana sub Kontraktor dari PT. BUMI KARSA.
“Kami tidak tau pak, kami ini cuma pelaksana proyek dari PT. BUMI KARSA. Supaya lebih jelas di tanya aja kepada pimpinan proyek pak Taslim.” Ujar Rian yang mengaku sebagai Asisten.
Kantor yang dimaksud berada di Desa Lubuk Resam Kecamatan CNG. Saat di temui ke Kantor yang dimaksud (BUMI KARSA). Pimpinan proyek (Taslim) pada saat itu tidak berada di tempat. Sehingga tidak dapat di konfirmasi.
Pada pembangunan Bendung Batang Asai ini ada tiga paket. Paket l – lll, di paket ke lll dengan pagu anggaran sekitar Rp 200 Miliar pada tahun 2021. Paket l-ll juga Rp 200 Miliar dan dianggap selesai. Sementara di Paket lll ini jugalah terdapat kendala dan Kejanggalan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek. Sebagaimana telah diuraikan diatas.
Ada apa dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Vl ?. Yang konon katanya irigasi tersebut mampu mengairi Sawah seluas 5.850 ha. Namun sepanjang informasi yang didapat, bahwa sawah di daerah Kabupaten Sarolangun ini tidak temukan seluas 5.850 hektare.
Menyikapi persoalan ini, dimana saluran irigasi Bendung Batang Asai saat ini telah roboh sebagian pada hal pekerjaan proyek irigasi ini terhitung belum lama dikerjakan. Apa tindakan yang akan dilakukan oleh pihak BWSS VI?. Pada hal pembangunan Daerah irigasi ini diharapkan benar-benar menjadi lumbung padi. Jadi bukan lumbung Korupsi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek Bendung Batang Asai ini yang disebut sebagai daerah Irigasi (DI), diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam rencana anggaran biaya (RAB).
Hingga sejauh ini, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Vl dan pihak PT. BUMI KARSA JAYA belum dapat di hubungi hingga berita ini di turunkan. (bas).