Sarolangun, Indopublik-News.Com
Setelah melewati segala dinamika pemilihan legislatif (PILEG) pada Februari lalu, hiruk piku menjelang pemilihan kepala daerah (PILKADA) sudah mulai terasa menghangat walaupun waktunya beberapa bulan lagi, ini momentum besar untuk masyarakat memilih pemimpin sampai 5 tahun yang akan datang terkhusus di Kabupaten Sarolangun.
Sampai saat ini banyak para Calon Bupati telah tancap gas untuk memulai pertarungan pada kontestasi PILKADA nanti, dari mulai memasang baliho-baliho di sepanjang jalan sampai pada pendaftaran ke partai politik untuk memenuhi syarat partai koalisi untuk menjadi Calon Bupati. Nama nya pun tidak asing didengar oleh masyarakat, seperti Tantowi Jauhari, Hillalatil Badri, Muhammad Fauzi, Muhammad Madel, Aang Purnama, H. Adnan, Gerry Trisatwika, M. Fadlan Arafiqi dan Calon Bupati lainnya.
Pada pemilu PILKADA nanti bukan hanya kontestasi para bakal calon, jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana Pilkada ini bisa melahirkan para pemimpin yang punya ide dan gagasan besar untuk mengatasi berbagai kepentingan masyarakat, mulai dari kebijakan, kemiskinan, pengangguran, pemerataan infrastruktur, melambungnya berbagai kebutuhan pokok, akses pendidikan dan kesehatan yang belum bisa dinikmati secara menyeluruh termasuk kesenjangan sosial yang terus melebar serta berbagai persoalan lain yang menyangkut dengan kepentingan masyarakat kabupaten Sarolangun.
Politik gagasan diperlukan untuk menjaga kewarasan dalam berpolitik untuk tidak mengabaikan kepentingan daerah yang lebih besar, dari pada hanya sekedar popularitas terhadap suatu calon.
Calon pemimpin harus menghadirkan solusi atas permasalahan dan memberi inovasi untuk kemajuan Kabupaten Sarolangun, untuk itulah butuh kepala daerah yang mempunyai ide serta gagasan, bukan hanya mengumbarkan senyum pada baliho baliho yang terpasang sepanjang wilayah Kabupaten Sarolangun yang terdapat slogan normatif yang tidak jelas indikatornya ataupun pembuktian terhadap masyarakat Kabupaten Sarolangun.
Akan menjadi luar biasa ketika orang-orang memilih untuk mendukung si calon karena mendengar kegelisahan terhadap daerah wilayah Kabupaten Sarolangun, kemudian mendengar solusi yang kongkrit dari si calon. Misalnya kegelisahan tentang ketimpangan pembangunan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kegelisahan ini dijawab dengan gagasan dan ditunjang dengan narasi yang mudah dicerna oleh masyarakat, sehingga melahirkan kesatuan visi bersama dalam pembangunan. Disanalah letak poin visi-misinya.
Gagasan harus menjadi modal utama calon pemimpin kabupaten Sarolangun untuk maju dalam pemilu nanti. Dengan modal ide dan gagasan, maka persoalan tua dan muda tidak menjadi persoalan. Soal pengalaman nama-nama yang muncul dalam kontestasi pemilu, tentu tidak perlu diragukan (dengan asumsi proses rekrutmen partai berjalan maksimal). Calon yang memiliki gagasan menandakan ia memiliki prinsip dan road map yang jelas ketika memimpin. Dengan kata lain, pembangunan daerah yang dipimpinnya sudah ada di pikirannya. Untuk menjadi seorang yang memiliki nilai-nilai yang mengedepankan kepentingan masyarakat ialah harus lahir dari si pemilihnya dan yang dipilih.
Dalam momentum besar seperti ini peran anak muda ataupun generasi milenial dan generasi Z menjadi prioritas pemilih rasional dalam menentukan sikap kesadaran berpolitik sebagai bentuk kepedulian terhadap daerah Kabupaten Sarolangun, dari berbagai lembaga survei, generasi milenial dan generasi Z mendominasi pemilih yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan secara nasional. Ini menjadi tantangan pada anak muda untuk menahkodai politik gagasan dengan menciptakan ruang diskusi terbuka untuk calon pemimpin dan mengonsolidasikan ide dan gagasan pembangunan prospektif kedepan untuk Kabupaten Sarolangun.
Kehadiran anak muda harus menjadi pendobrak dalam merasionalisasikan segala hal yang berkaitan dengan pemilih yang memiliki integritas, berkualitas, kritis, serta bijak. Karena ada tiga peran yang menentukan suksesnya pelaksanaan pemilihan umum peran penyelenggara, peran peserta pemilu, dan peran masyarakat itu sendiri. Kalau dalam pemilihan ini bisa berkolaborasi, proses kerjasama tersebut akan menelurkan gagasan atau ide dalam melihat calon kandidat yang nantinya akan memimpin Kabupaten Sarolangun.
Pemuda harus lahir hadir dengan gagasan, karena dasar tersebut akan melahirkan seseorang yang memiliki kekuatan dalam mengambil tanggung jawab atas keputusan yang nantinya mereka ambil baik yang dipilih maupun yang memilih. Pemilu kali ini baik atau buruknya yang dihasilkan ada ditangan pemuda. Antusiasme anak muda selalu akan ditunggu untuk mendapatkan peran aktif yang diharapkan mampu membentuk ekosistem politik ide gagasan yang berkemajuan, seperti kutipan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Jadikan momentum PILKADA ini sebagai politik cerdas untuk semuanya, baik itu sebagai pemilih ataupun sebagai calon kandidat. Peran anak muda dan politik gagasan harus berjalan beriringan sehingga dapat menciptakan pemimpin yang peduli dan berkomitmen untuk kemajuan Kabupaten Sarolangun kedepannya.
Oleh : Ananda Rahmatullah sebagai Founder Wadah Serumpun (Komunitas Pemuda) Sarolangun. *