Sarolangun, Indopublik-news.com,
Pemerintah Kabupaten Sarolangun di bawah pimpinan H. Cek Endra selaku Kepala Daerah (Bupati) dan H. Hilalatil Badri selaku wakil Bupati Sarolangun setiap tahun menganggarkan belanja tidak terduga (BTT).
Untuk tahun 2021 ini pemerintah menganggarkan sebesar 8 Milyar
Untuk belanja tidak terduga (BTT). Dan perlu di ketahui bahwa BTT ini tentunya tidak menetap, maka BTT ini disebut juga belanja tidak tetap sehingga setiap tahunnya tidak sama.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Emalia Sari SE melalui Kepala Bidang Angggaran (Kabid) Setiyadi (Rabu 9/6/21) saat di bincangi media ini diruang kerjanya mengatakan,
“Untuk tahun 2021 ini kita menganggarkan BTT 8 Milyar.
Kalau tahun dulu 3, 4 tahun yang lewat kita anggarkan 1M, 1.5 M dan realisasinya kadang Nol dan ketika di Covid inilah dikenal kayak primadona di kenal banyak orang. “Ujar Setiyadi.”
Lanjutnya, “Sesuai PP Nomor 12 tentang pengelolaan keuangan daerah Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 77 tahun 2020 tentang pedoman teknis keuangan Daerah. BTT itu di gunakan untuk keadaan darurat yang mendesak, yang kita tidak inginkan.
“Intinya BTT itu di gunakan untuk itu. Kalau darurat berarti ada bencana. Atau bisa di gunakan hal hal lain di luar keadaan darurat , tapi wajib kita penuhi. Belanja belanja wajib yang lupa kita anggarin wajib di penuhi dan itu bisa di pake duit dari BTT. “Sebutnya.”
Secara teknis, Sambungnya lagi, ada Perbupnya umpama keadaan darurat bencana. Kepala Daerah harus tetapkan dulu statusnya. Misal kecamatan A banjir, barulah bisa pake BTT. Itupun atas usulan UPD teknisnya berapa besaran anggarannya buat usulan RAB nya baru proses.
Lebih lanjut ia mengatakan, “BTT ini adalah salah satu rekening belanja. Kalau dulu sebelum tahun 2021, BTT ini iya ada di pos belanja BTL ( Belanja Tidak Langsung).
Sekarang berdiri sendiri Belanja Tidak Terduga (BTT) dan itu sudah di anggarkan sesuai dengan kondisinya. Jadi besaran alokasi setiap tahunnya itu tidak Tetap tergantung prediksi kedepan seperti apa di 2021 ini dianggarkan 8 M karena Covid masih ada.” Pungkas Kabid. (Abas)